Menangis di Kuburan

Seorang laki-laki menangis di kuburan istrinya yang baru meninggal. Tangisannya begitu sedih dan menyayat. Sambil tangannya tak henti-hentinya mengipasi kuburan istrinya. Para pengunjung kuburan ikut merasa sedih melihatnya. Lalu seorang pengunjung menghampiri laki-laki yang sedang berduka itu.

Pengunjung: Ehm, ehm, maaf Pak, emang siapa yang meninggal itu?

Suami            : Huwaa, ini istri saya, sudah seminggu meninggal huwaaa….

Pengunjung : Ooo, Bapak sepertinya cinta sekali dengan istri. Itu dikipasin kuburannya kenapa, Pak? Biar istri  gak    kepanasan di dalam sana?

Suami           : Bukan, tapi biar kuburannya ini cepet kering hiks…hiks….

Pengunjung : Lho, emang kenapa mesti cepet kering?

Suami           : Soalnya mendiang istri saya berpesan, saya boleh kawin lagi kalo kuburannya udah kering. Ini dah seminggu belon kering juga huwaaaa…..

Pengunjung : ^%*&^(*&*????

Advertisement

Lift

Parmin yang baru datang dari dusun bersama anaknya sedang berjalan-jalan ke mal besar di Jakarta. Dengan kagum mereka melihat-lihat sekeliling, sampai tibalah mereka di depan lift. Mereka takjub melihat kotak ajaib itu. Banyak orang masuk situ trus ketika terbuka lagi kosong. Ke mana mereka, ya?

Sedang terkagum-kagum mereka memandangi kotek tersebut, seorang nenek renta terhuyung-huyung masuk ke kotak ajaib itu lalu pintu menutup. Gak lama kemudian pintu terbuka lagi dan …wow….seorang gadis cuantik dan seksi keluar dari kotak itu!

Parmin dan anaknya ternganga.

Parmin   : Le, sana jemput ibumu trus suruh masuk kotak ini! Cepat! Cepaat….

Naskah Proklamasi

Badu pulang sekolah sambil menangis terisak-isak. Ibunya langsung menghampirinya dengan terheran-heran.

Ibu     : Ada apa, Nak? Kenapa kamu menangis?

Badu  : Hu…hu… tadi dimarahin Ibu Guru.

Ibu     : Lho, kenapa? Kamu bandel, ya?

Badu   : Enggak, tadi Bu Guru nanya ke Badu siapa yang tandatangan Naskah Proklamasi. Badu bilang bukan Badu, tapi Bu Guru malah marah-marah.

Ibu      : Ih, kok gitu sih? Ayo kita ke sekolah biar Ibu hadapi tu Guru.

Sepulang dari sekolah menemui Guru, Ibu Badu ngomel sepanjang jalan sementara Badu tetap menangis. Di jalan mereka ketemu Bu RT.

Bu RT : Wah, ada apa nih Bu, kok sepertinya kesal sekali. Badu juga kenapa menangis?

Ibu      : Ini lho Bu RT, tadi Badu di sekolah ditanya gurunya siapa yang tandatangan Naskah Proklamasi tapi Badu bilang bukan dia, saya tau Bu RT, emang bukan dia kok. Trus saya bilang aja ke Guru kalo saya yang tandatangan, namanya Ibu kan pasti melindungi anaknya kan? Eh, Si Bu Guru malah tambah marah-marah! Saya kan kesel!

Bu RT tertawa ngakak.

Bu RT   : Ya ampun, Buuuu, gitu aja kok repot. Sini, sini, mana naskahnya biar saya yang tandatangan……

Mesin Fax

Sejumlah menteri luar negeri dari seluruh dunia sedang ngobrol pada kesempatan lunch  (Indonesa belum ikut soale konferensinya belum selesai). Di tengah pembicaraan ponsel peserta dari Jerman berdering. Lalu Si Jerman menempelkan ibu jari dan kelingkingnya di telinga trus ngobrol seperti sedang menerima telpon. Peserta yang lain heran, selesai nelpon dia menerangkan.

Jerman    : Heran, ya? Di negara kami dah gak ada lagi ponsel biasa. Kami menanamkan semacam microchip di jempol dan kelingking untuk bertelepon.

Jepang       : Oh, klo di negara kami gak begitu. Cukup memijit ujung telinga dah bisa komunikasi jadi gak repot lagi.

Perancis     : Klo kami diletakkan di bibir, tinggal gigit bibir untuk mengaktifkan dah langsung ngobrol, deh!

Tiba-tiba peserta dari Malesa meninggalkan meja dan terbirit-birit ke belakang. Peserta lain heran lalu mengikuti ke belakang. Tampak Si Malesa sedang jongkok sambil megangi celananya.

Jepang      : Wah,  ngapain Anda di situ?

Malesa      : Sedang terima fax……. (sambil tersenyum bangga tapi dikit malu)

Meneliti Matahari

Sejumlah ilmuwan dari seluruh penjuru dunia (Indonesia gak ikut soale lagi konferensi mengenai Global Warming) sedang membicarakan hasil meneliti matahari. Berikut percakapan mereka yang dipimpin ilmuwan Amerika.

Amerika: Sudah sejauh mana penelitian kita?

Rusia     : Kami dah buat pesawat paling canggih tapi baru jarak sekian ribu km dah terbakar habis.

Jepang  : Begitu juga kami, dah pake pesawat baja anti api dengan ketebalan sekian cm tetap aja meleleh, nek!

Jerman : Trus gimana dong, kami dah ciptakan baju astronot anti api dan dah teruji, gak dipake, nih?

Malesa  : Ha…ha… tuan-tuan ini kok repot sekali. Supaya gak kepanasan dan gak terbakar, kita perginya malam hari aja, dong! Gitu aja kok repot!

Peserta : ??????????????????